Minggu, 27 November 2011

SETAPAK KISAH JEJAK CINTA

Setapak kisah mencuri ingatan
Basah benak singgahi renungan

Awal pertautan cinta
Dibawah pucuk-pucuk ranting cemara

Rasa kita terserak disana, penuh kekaguman
Bernafas bersama hijaunya rerumputan

Dekap hangat seiring mentari
Mengantar kebekuan pagi pergi

Pena-pena alam dalam kesibukan
Melukis wajah kita, berbingkai ranting dan dahan

Maribaya prasastikan roman
Saksi alam, jejak kenangan

Jejak kita melati
Pada karya cipta Illahi

Kini sudah sewindu berlalu
Namun masih lekat di benakku

Lalu hati bertanya-tanya, kapan senggang dihadapan
Hening, berbalut kerinduan

REPLIKA LUKA


Aku berdiri diujung tanduk
Menyusun sunyi dari ornamen luka
Dari helai rambutmu yang basah

Menjelma muara air mata
Saat kau berlayar digigil malam
Menjemput sisi lain usia yang kutawarkan

Ini adalah nadi yang paling perih
Memaksa kita memaparkan luka
Dari hiasan pisau bermata dua

Yang menikam jantungku jantungmu
Lalu beku di darahku penjarakanku
Di belantara sunyi yang kutakuti

KARENA KAU MEMANG INDAH


Bukan rayuan sayangku
Memanglah tak mudah
Merangkai kata, melukiskan pesonamu
Seandainya engkau memang tak indah
Semua menjadi mudah, karena memang engkau indah
Tak perlu majas rembulan
Sekedar menjadikan engkau purnama
yang paling menawan
Tak perlu seribu bintang agar hati benderang
Sepertinya
Aku pun tak perlu menuntaskan perjalanan subuh
Untuk membasuh setiap lelah jiwaku
Karena tetes embun itu, ada di kesejukan kasihmu
Pada tatap teduh matamu
Pada serekah senyum manis dibibirmu

Sabtu, 26 November 2011

BAYANG MASA LALU


Ada bayang masa lalu
Singgah di benak lamunanku
Tubuh kecil tersamar
Di balik semak belukar

Berlari-lari menyusuri terik hari
Di pematang sawah yang tak hijau lagi
Terjatuh, tersenyum dan bangkit lagi
Menari-nari bersama gemulai tangkai padi

Bertelanjang kaki bertelanjang dada
Kadang tersakiti tak jarang terluka
Tak pernah mengeluh pada ibunya
Tak pernah mengutuk hari, memaki hawa

Gundukan pasir, jejak kaki kecil
Bercengkrama udang-udang kecil
Ikan-ikan yang menggigil
Pasrah di ujung mata kail

Beranjak petang diantara cahaya remang
Jemari kecil menuntun kunang-kunang
Menuju cahaya menuju benderang
Menari-nari lagi bersama bulan dan bintang

Sudah letih seharian
Sudra kecil terlelap dalam buaian
Mimpi buruk mimpi indah bergantian
Tak pernah jadi pengharapan

Sebaris sinar dari balik bilik bambu
Singgah di wajah kecil lugu
Memanggil tubuh kecil pada cahaya
Pada setangkai daun hijau ada setetes embun untuknya

Lamunan terhenti
Dan kudapati setetes bening di pipi
Mimpi-mimpi sudra kecil kini
Menjadi realita yang harus kujalani

Kamis, 24 November 2011

EMPAT SEKAWAN HEBAT

Kita hanya mengadu strategi tepat
Menanti waktu-waktu terlewat cepat
Dan kaki yang dilipat
Bukanlah khidmat
Duduk rapi tidak sedang berdebat
Kadangkala sebungkus rokok habis terlumat
Sejenak terlupa dipundak kita beban berat
Sejenak kesenangan didapat
Sampai jam dinding berdentang empat
Kita adalah empat sekawan hebat

TAK SEPERTI ROTASI MATAHARI


Menunggumu tak seperti rotasi matahari
Tinggal ku terlelap dan kau hadir esok pagi
Memberikan senyum yang terindah
Menghangatkan seluruh jiwa

Menggapaimu seperti ku mengejar matahari
Secepat kuberanjak secepat itu kau menjauh
Sedang kekasihku butuhkan dirimu
Agar senyum manisnya selalu untukku

Ku tahu dirimu dambaan setiap manusia
Menjadi cerita yang takkan ada habisnya
Selama di dunia sungguh engkaulah raja
Dengan dinasti berbeda-beda memperbudak manusia

Bukan aku mengagungkanmu
Tidak pula mengubah cerita
Sungguh kadang kulelah mengejarmu
Birkan sejenak kau hening di otakku

PIPIT KECIL PENGAGUM RAHASIAMU

Dia menunggumu, di balik rimbun dahan
Di seberang rumahmu
Dialah pipit kecil dengan sayapnya yang rapuh
Bertengger berlama-lama sekedar menanti paras ayumu
Ketika engkau membuka jendela kamar
Dan dunia pun tahu betapa cantik parasmu
''ah seandainya untukku saja'',
''seperti kicauanku yang hanya untukmu''
(gumam pipit dalam hati)

Dialah pipit kecil dengan sayap rapuhnya
Dialah pengagum rahasiamu
Tak perlulah dunia tahu
Telah dijadikannya engkau mentari
Tak perduli tak termiliki
Tapi hangat sapamu yang selalu ditunggu
Sebagai penghangat jiwa kecilnya

Dialah pipit kecil yang sedikit gagu
Hanya berkicau saat auramu menyentuh paruhnya
Lalu terdiam membisu saat kabut mulai selimuti singgasanamu
Seketika cemas menyergap sanubari
Berapa lama lagi dia harus menunggu
Wajah ayumu hadir kala pagi ukir cerita baru

Dialah pipit dengan sayap rapuhnya
Dan akulah yang paling akrab dengannya
Dialah sahabatku yang selalu merindumu
Yang kutahu sepanjang waktu merindumu
Akulah pembawa berita ini, jangan tanyakan aku !
Aku adalah kunci sebuah rahasia
Dari pipit bersayap rapuh pengagum rahasiamu

Rabu, 23 November 2011

PADA HUJAN SORE INI

Bisakah kita memulai cerita dari hujan yang menyeka Mayapada
Dimana jejak-jejak luka di tanah, pun di hati terhapuskan
Lalu kita bercengkrama di tanah-tanah basah
Menebar benih-benih kasih yang kita punya
Pastikan kuncup mekar dan pada mahkotanya ada cinta
Menghela nafas bersama ketika semerbak bunga mulai terjaga
Dan ketika hujan reda ku ajak kau bergegas segera
Menjemput pelangi lalu memetik setiap kilau warnanya
Dan lembaran yang kosong kita lukis singgasana
Hanya kau dan aku adinda, meski kita bukanlah permaisuri dan raja
Tahta ini untuk cinta, dari rongga ketulusan jiwa

Sabtu, 19 November 2011

PENGGALI MAKAM SEJATI UNTUK TUAN YANG TAK PUNYA HATI

Kami hanyalah bidak dalam petak-petak
Menjadi budak tuan-tuan congkak
Berkehendak pun, kami tak layak

Kami kumpulan serdadu tanpa peluru
Bergerak maju selalu melawan waktu
Lelah di hati dan bahu, tuan tak mau tahu

Suatu saat kami ganti peranan
Menjadi singa-singa kelaparan
Jangan salahkan, tuan jadi santapan

Dan kami penggali makam sejati
Yang tak perlu peti mati
Sekedar pastikan, tuan raib ditelan bumi

Rabu, 16 November 2011

SAJAK SETENGAH PERJALANAN MALAM

Malam tadi semilir itu nafasmu
Dari untaian kata keramat
Yang jarang kudapat

Lalu menjadi bait-bait doa
Mengangkasa langit jingga
Menaklukan sajak pujangga

Pada diafragma yang sama
Mengalir hangat tak terkira
Adalah dekapan malammu Juwita

Memaksaku terjaga, menghitung mundur usia
Ketika malam, bintang, dan bulan
Masih dalam setengah perjalanan

Lalu kudapati pagi
Tetesan-tetesan embun
Di sela menguningnya dedaun

Semakin tersadar, merapuh bersama waktu
Entah berapa sajak tersisa
Hingga terlelap selamanya, dalam dekapan malam

Rabu, 19 Oktober 2011

CERITA TENTANG BIDADARI

Buang saja semua cerita
Tentang bidadari surga
Yang parasnya cantik, di hati tak terdetik

Atau lipat saja kitabnya
Biar menjadi dongeng usang
Atau kidung, tanpa senandung

Yang kubutuh hanya senyum di bibirmu
Teduh sayu sinar matamu
Untaian sutra tutur kata, itu saja

Selasa, 18 Oktober 2011

BINGKISAN HATI

Bila pesan ini tak sampai padamu
Salahkanlah aku, tapi
Setidaknya alam tahu
Aku peduli padamu

Dan kado ini tak usah kau buka
Biarkan saja membumbung ke angkasa
Menjadi secercah senyum mentari
Ketika kau terjaga nanti

Melati kali kesekian engkau mekar lagi
Semoga wangimu selalu terjaga
Meski senja mulai mengikuti
Kau tetaplah bunga yang kupuja

Jumat, 23 September 2011

TERLANJUR RENTA


Ketika kau datang musim lalu
Desir desau angin patahkan ranting cemara

Adalah asaku tersirat disana
Menjadi kering bersama gurat usia

Tak lagi muda tak menjadi muda

Lalu aku bertanya pada pemilik rasa
Berapa usia cinta untuk raga yang renta?

Apa aku hanya bisa goreskan namanya,
Di tanah kering dengan ranting kering
Yang terlalu lama menguning

BILAKAH KAU DATANG


Bila kau datang pagi ini, adalah bongkahan salju yang mencair
Bila kau datang siang nanti, adalah seringai hari yang terpatahkan
Bila kau datang sore nanti, adalah pelangi penghantar lembayung senja
Bila kau datang malam nanti, adalah rangkaian mimpi yang tak pernah terhenti

INSPIRASI TAK DI SINI

Engkau merangkai mutiara dari kedalaman palung hati,
Aku menikmatinya sebagai petuah indah sajak baiduri,
Namun kini kudapati samudra mengering kembali,
Dan mutiara sepertinya susah ditemui,
Lalu apa bekalku kali ini,
Saat mentari meninggi dan tak kudapati kau disini,
Pastilah kutercabik di taring hari.....

Sabtu, 17 September 2011

LELAKI ITU AKU


Sesekali lelaki berdiri di tepi perigi
Percik air yang didapati terlalu suci
Bersarang lagi sekumpulan lebah di benak
Berpura santun namun kelabuhi otak

Terlalu suci, tapi dahaga ini mestinya terobati
Bisik hati, yang turut berpura - pura suci
Tapi musim kadang berganti, sesekali kemarau menghampiri
Dan perut bumi yang kelaparan siap menanti

Lelaki masih bimbang berdiri
Bejana ditangannya masih tak terisi
Dan jejak - jejak di tanah menjadi api
Kering bejana kering pula hati

Rabu, 14 September 2011

HARAPAN ITU SELALU ADA

Masih di penghujung petang
Ketika lembayung senja dibentang
Saat aku kembali kepelukan inang

Sungguh aku terlalu letih berladang
Sedang bibit kutanam terbelenggu ilalang

''Bersabar ya sayang''
Dibalik punggung bukit itu masih ada setitik terang
Untukku kembali berladang

Minggu, 03 Juli 2011

TITIK JENUH

Lalu,...
Ada rasa yang kucoba patahkan
Dengan jemari yang tak lagi kekar

Aku bukanlah insan yang tegar
Hanyalah tak sudi terkapar

Dan ini,...
Adalah titik pertemuan
Yang tak pernah menjadi harapan

Mencoba,...
Untuk kalahkan

TAK SEKUAT BADAI

Semilir angin membelai membuai
Diri sekejap terlarut
Pada mimpi,
Pada angan semu
Buyar lalu

Mungkin,
Harusnya bersahabat dengan badai
Mencoba kalahkan kerasnya kehidupan
Namun,
Bagaimana bila aku yang terhempas
Terkapar
Menjadi puing
Menjadi serpihan-serpihan

Lalu?,
Apalagi ?

HANYA MEMENDAM HASRAT


Ah engkau.....
Semakin lekat dibenak
Goyahkan tempatku berpijak
Seperti tak bertumpu.....selalu padamu

Pagi maafkan aku
Tak jua sempurnakanmu
Dia masih jauh dari jangkauan jemari
Hanyalah rindu kian tak terperi

Atau sabar sejenak hasrat hati
Kita cumbui mimpi-mimpi
Walau mungkin takkan pernah pasti
Namun takkan pernah mati

Senyummu

Dimataku ada senyum-senyum manismu
Menjadi binar menatap langkahku ke depan

Dan ini hanyalah tekad yang mulai sekarat
Tapi kuyakin takan pernah mati
Manakala senyum-senyummu masih menemani

Sedikit tanya, tapi tak usah kau jawab
Sampai kapan senyum-senyummu merekah indah ?

Ya, adalah tantangan terbesar hidupku
Menjaga senyum-senyum indahmu
Tapi senyum-senyum indahmu adalah bara semangatku

Wahai adinda
Duhai suluh lelampa
Senyummu adalah jiwa

RASA YANG HILANG


Kau melukis hiruk pikuk rasa
Berkecamuk dalam dada tanpa rupa
Tak pernah ku tahu dimana kau dapatkan tinta
Sedang ku dahaga penghapus rasa

Dari setiap jengkal nadi terus coba kuikuti
Meski ku tahu tempatmu paling sembunyi
Menjadi batas antara hidup dan mati
Sedang engkau tak pernah mati

Bersandar lagi di dinding hati
Menghitung lagi hari demi hari
Selalu bimbang datang menghampiri
Akankah kembali rasa yang memberi......

Ah..... kadang kuberpikir engkau tlah hilang
Dan aku tetaplah pecundang
Mati di benak-benak tersayang
Tak elok tuk di kenang

Sabtu, 16 April 2011

MERAJUK PADA SEMESTA

Telah sampai benakku
Pada sepetak harap
Yang tak mampu lagi kubajak

Lalu benih itu tumbuh
Serupa benalu melilit kalbu
Tak mampu aku beranjak

Sekiranya aku berputus asa
Merajuk pada semesta
Masihkah aku manusia ?

Senin, 14 Maret 2011

REINKARNASI

Kepingan nada dalam lirik penuh makna
Kurangkai dengan asa dan doa

Menjadi mantra di hati sebagai petuah
Disaat langkah tak bijak menapak arah

Jiwa yang dulu biarkan mati
Terkubur bersama sesalan diri

Jiwa pengganti memulai hari
Meneruskan perjalanan suci

GAMBAR SKETSA UNIK


KUMPULAN FOTO OMBAK EXOTIC


Kamis, 10 Maret 2011

SEKETIKA SUNYI MERAMPAS HATI

Perhelatan akbar hati berbagi kekuasaan

Sepi tersenyum pasti satu sisi dalam genggaman


Sisi lainnya kini jadi rebutan para siluman

Terbahak-bahak congkak menatap tahta idaman


Dimana gerangan gairah hati bermahkota pelangi

Tertunduk lesu disudut ruang tanpa wibawa lagi

SKETSA DESA TERCINTA

Setetes embun lamban bergulir di daun
Hangat sapa mentari tersipu malu-malu dari balik bukit
Perlahan hijau rerumputan bangkit dari sujud semalam

Pipit kecil kepakkan sayap mungil bertengger di dahan
Dari paruhnya yang kecil terdengar kicauan menyambut pagi
Seolah mengingat dzikir semalam kicaunya kadang terhenti

Lukisan alam terbentang seiring halimun perlahan pergi
Kemasi mimpi-mimpi kembali ke negeri di balik angan
Bening mata air mengalir sebening sangka kaum jelata

Petak-petak harapan belum lagi dibajak
Semilir angin membawa kabar dari kumpulan awan
Mungkin siang nanti hujan baru bertandang

Jumat, 25 Februari 2011

TAK TERGAPAI

Aku....aku iba kepadamu
Aku....aku suka kepadamu
Aku....aku tertindih perih rasaku
Aku....aku tertegun dengan apa yang menimpamu
Aku....aku teriris pilu anganku
Aku....aku....aku
tersungkur jatuh
Aku....aku....aku tak sanggup tak mampu tak mungkin aku memilikimu....




By Asep Suhendar

CAHAYA CINTA

Bintang yang terang
sinarmu sungguh indah
keindahanmu mengingatkan aku
pada seseorang…………
dimana aku sangat merindukannya
malam yang begitu sunyi……….
mengapa dia tak hadir untuk menemaniku
angin yang berhembs dengan kencang……….
Tuhan sampaikan salam ku padanya
bahwa aku sangat merindukannya
kuingin dia selalu mencintaiku
dimanapun dia melangkah




By Yanyan Sofyan

Kamis, 24 Februari 2011

USAH KAU LARA SENDIRI


Bukan air merajai api
Hanya sekedar meredam bara
Akupun sama menahan hawa
Dari nyala yang menjalar mula

Saat gejolak tak tertahan
Sedikit demi sedikit mengabukan keyakinan
Menjadi sekumpulan debu
Sesak dirongga dada itu milikmu milikku

Tak ada yang jumawa duhai adinda
Tidak pula aku, pun takdirku
Kita berteduh di atap yang sama
Di bilik rasa yang kusebut cinta

Seperti petikan gita
Dari pujangga yang bertutur nada
Dengarkanlah dengan hati rasakan dan resapi
''Usah kau lara sendiri''

Sabtu, 19 Februari 2011

MALAIKAT BERTOPENG BADUT

Ketika...
Berulangkali kau menepuk dada, dan berkata ;
''akulah malaikat itu...!''
''tanpa cacat dan cela, hanya kepatuhan...!''

Seketika wajah-wajah lucu melintas
Di hadapanku, serupa wajahmu
Atau ketika itu kau kenakan topeng yang paling lucu

Agh....aku ingin terpingkal
Beri aku cerita yang paling lucu
Dari yang sudah
Yang sudah belum cukup untukku

Atau sesekali kau kenakan topeng badut
Lalu aku menyebutmu
''malaikat bertopeng badut''
Biar seharian aku terpingkal karena ulahmu

Minggu, 13 Februari 2011

KETIKA LARAMU TAK JUA SIRNA


Engkau mengangkasa langit
Memapar luka sepanjang khatulistiwa
Mengharu birukan awan dan hujan
Bumi meresap air mata yang kau curahkan

Masih tak menghapus kerontang
Tanah yang kau tinggalkan

Mungkin engkau terlupa wahai jiwa
Seseorang sempurna menghampar sesalan
Ketika hujan reda dan bumi kebasahan
Engkau tak jua terjaga, masih mendekap lara

''Apa itu yang langit ajarkan ?''
''Sekali-kali tidak, bukan...bukan itu..!''

Coba sekali lagi engkau kepakkan sayap patahmu
Kelangit lalu ketuk pintu AgungNya
Pasrahkan laramu padaNya

Lalu kembalilah engkau ke bumi
Menjelma bidadariku lagi

Jumat, 11 Februari 2011

HANYA INI ANAKKU


Asaku yang rapuh kan slalu menjagamu
Setiap tetes keringat ini adalah untaian mutiara untukmu
Menjadi doa dan harapan masa depanmu

Namun......
Kuatkan aku dengan ceriamu
Suatu waktu.......
Kubutuh bersandar di bahu mungilmu
Melepas penat raga pula lelah jiwa

Nak......yakinlah
Anginpun menjagamu, membelai lembut tidurmu
Mendekap hangat jiwamu
Maka.....
Simpan saja tangismu

Nak.....percayalah
Aku mungkin tak selalu di sampingmu
Tapi ada satu bintang penjaga
Menerangimu, menemanimu mengarungi hidup dan kehidupan

Dan Tuhanku Tuhanmu takan pernah meninggalkanmu
Maka percayalah pada....keAgungan-Nya....kasih sayang-Nya....dan segala ketetapan-Nya

BARA TERAKHIR

Pelataran sunyi..............
Angin lalu lalang tak membawa beritamu

Angkuh menghempas dedaunan kering
bertuliskan namamu

Kemana angin campakan rinduku?
Tak pernah sampai isyaratku padamu

Lalu sekepal bara padam di ujung lidah angin

Menjadi apa aku?
Menjadi arang.....menjadi abu, pun
Takan sampai pesan terakhirku padamu

RUANG PENGAP


Jiwa meronta-ronta
Sekarat
Sekerat saja tak tersisa
Membusuk di taring Rahwana

Hanya belatung-belatung
Mengadu nasib
Tak mampu mengurai kata
Lagi-lagi membusuk sudah

Pengap menyelinap
Memanggil udara tersisa
Lalu tersenyum nikmat
Di bibir laknat

Waktupun turut mengumpat
Sudahlah sudah
Hari menjelang kiamat

Selasa, 08 Februari 2011

AJARI AKU

ajari aku laksana kupu2 yg berasal dr makhluk yg menjijikan dn dg berjalannya waktu berubah menjadi bentuk yg indah dn menghiasi taman2 bunga..

ajari aku laksana air yg slalu mengalir ikuti
alurnya walau apapun yg menghadang dia tak pernah menyerah,, dia tetap berusaha hingga sampai dimuara..
ajari aku laksana angin yg dg hembusannya dpt menyejukan insan yg kegerahan hingga dia terlelap tanpa memandang siapa dia..

ajari aku laksana bumi yg dg apa yg dimilikinya memberi kehidupan kpd insan diatasnya hingga rela membiarkan dirinya habis, kering kerontang yg penting berguna..

ajari aku laksana matahari yg slalu setia menyinari bumi dr siang,, dn malam ia berikan sinarnya dg ikhlas kpd sang rembulan meski kadang awan hitam menghalanginya namun dia tetap sabar tuk sinari bumi..

ajari aku laksana rembulan yg slalu datang dimalam hari tuk sinari bumi meski cahayanya hanya dr sang mentari namun iapun sangat setia walaupun pd suatu saat tertentu dia hanya sedikit tampakan diri..

ajari aku laksana bintang yg dg keanggunan sinarnya hiasi langit, gemerlap, bertebaran membuat kagum akan keindahannya siapapun yg melihat..




By Murni Aty

KEBESARANMU

diriku bukanlah orang yg sempurna
bukan juga orang yg ingin sempurna
aku hanya ingin menjadi orang..
yg bisa mengakui
kesempurnaan-Mu
aku takut dengan-Mu
aku takut dengan kebesaran-Mu
aku takut membuat-Mu marah
aku takut membuat-Mu murka karena tingkahku

Ya Allah... berilah aku ketabahan
ketabahan menjalani hidup
hidup yg tlah Kau takdirkan untukku
hidup yg tak pernah ku ketahui akhir nantinya

aku hanya mampu tersipu dihadapan-Mu
aku hanya mampu mengharap belas kasih-Mu
aku hanya mampu mengharap maaf dn ampunan-Mu

berilah hamba-Mu kemuliaan
kemuliaan disisi-Mu dn Rasulullah
letakkanlah aku disisi orang kesayangan-Mu
ridhoilah smua perbuatan ku seha




By Murni Aty

HILANG KAU RESAH LEBUR KAU GUNDAH

hilang kau resah
lebur kau gundah
aku tak mau kalah
meski rinduku semakin
membongkahmembuat dadaku terengah..

meski aku hanya sesosok raga yg lemah
yg tak semulia khadijah
tidak setaqwa Aisyah
dn tak setabah Fatimah
tp aku tak mau menyerah..

Tuhan..
hanya Engkau tempatku berserah
tempat sgala rasa tercurah
dn air mataku tertumpah..

Tuhan..
jangan Kau biarkan rasa gundah dn resah
membuatku hidupku tak terarah
dn imanku melemah..

Tuhan..
Engkau maha Pemurah
ku mohon,, kabulkanlah
asa dr hambu-Mu yg lemah
agar semangat hidupku kembali memerah
tuk menyongsong hari yg indah..



By Murni Aty

Senin, 07 Februari 2011

RINDUKU DI UJUNG DOA

air mata lagi, yaah..
bisikku diujung do'a

dan ayat-ayat yg barusan aku baca
mengawang dilangit-langit
rumahmembubung memutar menari
lalu melenyap pergi

nyalang mata aku menatapi
gelap yg kian akrab dilangit lazuardi
sembari berharap Tuhan hadir disini
di lawang pintu hati yg penuh terbuka
namun yg ada hanya imaji
dan semacam sunyi

dan...
aku hanya selembar nyawa
berjalan meniti nada-nada
pada sebentang eulogia
yg slalu memohon...
Tuhan,, genapkan kerinduan ini..



By Murni Aty

DI BAWAH AWAN HITAM

di bawah awan hitam
aku memainkan tarian duka
dan menangis bersama kabut

di bawah awan hitam
aku menyanyikan sbuah romansa
dan meratap bersama hujan

di bawah awan hitam
aku terus menari dan bernyanyi
musiknya jingga
panggungnya api

di bawah awan hitam
rindu membakarku
tanpa sisa!


by Murni Aty

Senin, 24 Januari 2011

JEDA WAKTU

Aku berdiri di batas rona fajar
Menatap rindu seranting dahan
Saat perlahan embun bergulir, ingin kutahan
Tak tertahan
Jatuh di tanah, musnah

Ternyata,
Hanyalah jeda membuai anganku
Seketika detik memanggil lembaran lalu
Lembaran yang paling ingin kubuang
Dari catatan perjalanan cinta
Yang kukira telah merona rekah

Menguatkan lagi pikir
Gerangan apa gerimis malam tadi
Memanggil badai keharibaan
Sungguh aku kelelahan
Membangun sebuah keyakinan

Engkau semakin terbang tinggi
Mendekap keraguan di hati
Aku di bawahmu menatap rindu
Kau tanggalkan sayap itu
Lalu datang hampiri aku

DAUN TERAKHIR

Apa yang ada di benakmu
Ketika selembar daun kering jatuh,
di pangkuanmu
Bertuliskan namaku
Layu, tapi penuh guratan cinta
Yang ditempa waktu,
pun namamu

Adalah daun terakhir
Dari ranting yang kering
Dari musim semi yang terakhir

Ketika itu senja merayu angin
Melipat musim di kelopak asa
Asa yang terakhir
dariku

KEPADA JIWA YANG TERSAKITI

Terlintas masa yang telah terlewati
Bertopeng jiwa temukan jati diri
Menapaki terjalan tebing di hati
Terperosok ke lembah sunyi

Maksud hati menebar benih
Kuncup tumbuh serupa perih
Menjelma serumpun mawar berduri
Tak ayal melukai insani

Wahai jiwa yang tersakiti
Kini musim tlah berganti
Kudekap sesalku sepenuh harap
Lukamu sirna dalam sekejap

Wahai jiwa yang tersakiti
Kini musim tlah berganti
Bila lukamu tak jua terobati
Aku di sini untuk kau ''ludahi''

Senin, 17 Januari 2011

LUKISAN MOYANGKU

Mentari masih tersipu malu, saat terdengar denyit pintu bambu
Rupanya moyangku dengan wajah sedikit sayu,
karena mimpi-mimpi indah tak mampu terayu
Siap bergegas kelabuhi waktu, petakan harap pada titik nadir hari
Kala itu belum lagi tanak sebulir padi yang menyendiri
Langkahmu gontai, namun ikhlas memapah jiwa tuamu
Permadani dari rumput dan kerikil, bertasbih atas namamu
Lumpur hitam bersekat-sekat pematang adalah kanvasmu
Tintamu adalah keringat-keringat yang tak pernah berhenti diperas waktu.......''Hingga karyamu ada padaku''

Sampai disini aku tertunduk malu, tak mampu lanjutkan ingatanku
Anak desa yang merantau ke kota, mencabik-cabik lukisan moyangnya

Yaa Rabb,....bukan inginku, Yaa Rabb,....ampuni aku
Sebulir padi mati ditanganku, seremah nasi kini kuratapi

Kamis, 13 Januari 2011

GEMBALA CINTA.........( PUTRI MALU )

Diatas padang kehidupan kugembalakan cintaku.....
Mengais rumput ilalang menggapai bahagia.........
Nampak berwibawa menghijau pohon daun cintanya......
Kuteduhkan jiwaku......
Ah......... perlahan namun pasti......
Bunga putri malu mulai menyubur.......
Tatkala kesejukan raga berbisikan nafas cintamu......
Menggoda nian terurai bunganya....
Setajam kepedihan duri menjaganya......
Akupun terusik.....
Kaupinta kupisahkan duri dari bunganya.....
Putri malupun Tetap abadi,Senyawa dan Sehati......
Diantara kecantikan yang berduri......
Dan aku hanya................?????????




By Pakdhe Temon

Rabu, 12 Januari 2011

TERBANG KE AWAN


Bersandarlah sejenak kau di bahuku
Kutahu lelah mulai menghampiri
Menjadi auramu

Rasakan hangat dari detak jantungku
Yang tak pernah berhenti mengeja kata
Aku cinta padamu

Kelabuhi saja senggang di sudut waktu
Kita bakar gairah yang ada

Biarkan menjadi kepulan asap putih
Membumbung tinggi menyapa angin
Menyapu awan
Dan kita dipuncaknya
Menjadi sepasang merpati memadu kasih

Senin, 10 Januari 2011

SAJADAH ITU SEPERTI MATANYA

Begitu sunyi
malam tadi kucium sajadah
lalu kuingat bahwa rerumput
membasah
seperti matanya,
mungkin..
ada sepenggal puisi
tentang kabut yg lirih dan slalu resah
juga langit yg mendesah
seperti nafasnya, barangkali

malam tadipun aku terbangun
sajadah itu seperti matanya
agar puas kuciumi
hingga titik nadir kerinduan



By Murni Aty