Bisakah kita memulai cerita dari hujan yang menyeka Mayapada
Dimana jejak-jejak luka di tanah, pun di hati terhapuskan
Lalu kita bercengkrama di tanah-tanah basah
Menebar benih-benih kasih yang kita punya
Pastikan kuncup mekar dan pada mahkotanya ada cinta
Menghela nafas bersama ketika semerbak bunga mulai terjaga
Dan ketika hujan reda ku ajak kau bergegas segera
Menjemput pelangi lalu memetik setiap kilau warnanya
Dan lembaran yang kosong kita lukis singgasana
Hanya kau dan aku adinda, meski kita bukanlah permaisuri dan raja
Tahta ini untuk cinta, dari rongga ketulusan jiwa
Dimana jejak-jejak luka di tanah, pun di hati terhapuskan
Lalu kita bercengkrama di tanah-tanah basah
Menebar benih-benih kasih yang kita punya
Pastikan kuncup mekar dan pada mahkotanya ada cinta
Menghela nafas bersama ketika semerbak bunga mulai terjaga
Dan ketika hujan reda ku ajak kau bergegas segera
Menjemput pelangi lalu memetik setiap kilau warnanya
Dan lembaran yang kosong kita lukis singgasana
Hanya kau dan aku adinda, meski kita bukanlah permaisuri dan raja
Tahta ini untuk cinta, dari rongga ketulusan jiwa
semoga terhapus hujan sore ini, dan terbuka lembaran baru yg indah
BalasHapus