Aku berdiri diujung tanduk
Menyusun sunyi dari ornamen luka
Dari helai rambutmu yang basah
Menjelma muara air mata
Saat kau berlayar digigil malam
Menjemput sisi lain usia yang kutawarkan
Ini adalah nadi yang paling perih
Memaksa kita memaparkan luka
Dari hiasan pisau bermata dua
Yang menikam jantungku jantungmu
Lalu beku di darahku penjarakanku
Di belantara sunyi yang kutakuti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar