Sesekali lelaki berdiri di tepi perigi
Percik air yang didapati terlalu suci
Bersarang lagi sekumpulan lebah di benak
Berpura santun namun kelabuhi otak
Terlalu suci, tapi dahaga ini mestinya terobati
Bisik hati, yang turut berpura - pura suci
Tapi musim kadang berganti, sesekali kemarau menghampiri
Dan perut bumi yang kelaparan siap menanti
Lelaki masih bimbang berdiri
Bejana ditangannya masih tak terisi
Dan jejak - jejak di tanah menjadi api
Kering bejana kering pula hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar